Sabtu, 19 April 2014

Fair Enhancements

- Yesterday was a history, tomorrow is a mystery -
A well said phrase that would be good for this post's introduction

November 2013 may be the best month to me, and where the twisted stories began

UI-SMV (Universitas Indonesia - Super Mileage Vehicle), the organization where I bring my ideas on, won the Indonesia Energy Marathon Challenge 2013. I was in the Gasoline Prototype Combustion team named Nakoela Hore. 

Why is there a hurray phrase?

Hurray means happy, that grow a hope for this team. Happy in working, happy in competing, and may happy until the end of the competition. Happiness is the one that we want get, besides the glory of the team.
Yeah glory, glory is not affordable for every man who live in this earth. Once the men got the glory, they want to preserve it until the end of their life. It is a lie when you just want to go to competition to get experiences only, as your small heart say;

"I may win this competition to get the glory".

3 days before going to competition, we got 800 km/L at the campus track. And we believed that the result will get risen after doing some enhancements. Yeah, enhancements, a fair enhancements. We changed the bearings that used to be used for 3 months, changed the transmission systems, and many else. Maybe I may not be more specific, because of the rules of my organization. But I swear, those enhancements were fair ones.

It should be noted, the fair enhancements...

As the days of competition going on, we did our best. And we won, because of the 1024 km/L results. I was very happy, because we could get the result that break our own target. And everything was okay, until the end of the competition. 

The days after that day would say the contrast things.

Facebook and Twitter now let you know what is going on at your day. So do I, I want to know what happened in that day, while the bus of ours were going through the endless street, between Surabaya and Jakarta. I giggled sometimes, because of the funny posts appeared on Facebook and Twitter. When suddenly I found the post of one of the committee. At Facebook, he said that the team do an unfair enhancement. He also said, that the result wouldn't be as high as our result, except we did somethings unfair. He continued to explain what unfair enhancements we did.

What he said broke the team's hearts, since obviously we did no unfair enhancements as he said
Automatically, our colleagues posted comments in his post, and he still with his mouth. He explained why this happened and bla bla bla , but he forged something;

Why he kept saying the lacked-evidence arguments, instead he could do it at the day at the competition?

Even what he said was not in the rules. There was no rules that said we were wrong.
And the way he said those arguments, is not the way that a man will do; prefer posting at Facebook rather than saying it when he met us.
I just kept silent at the Facebook, and planned to do the best, to shut his mouth up, in the Shell Eco Marathon 2014

But another twisted story began from this moment

will be continued..


Minggu, 23 September 2012

Mindset Seorang Teknopreneur



Dalam mencapai kesuksesan untuk menjadi teknopreneur sejati, mindset adalah suatu hal pertama yang perlu diubah dalam hidup kita. Mengapa perubahan mindset penting? Karena mindset lah yang membedakan seorang wirausahawan sejati dari pesuruh/karyawan. Pengembangan mindset bisa dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek seperti mental ‘bos’, semangat untuk terus maju, dan rasa nasionalisme.

Pertama, mental ‘bos’ mungkin yang paling mencolok dari ketiga aspek tersebut. Bos tidak akan menjadi bos jika mentalnya hanya mental ‘suruhan’. Mental ‘suruhan’ ini yang perlu dibuang jauh-jauh bagi para calon teknopreneur. Mengapa? Jika diandaikan kita menjadi seorang karyawan atau staf, apakah kita mempunyai visi? Tidak, kita hanya menjalankan visi atasan kita. Namun, ketika berhasil mengerjakan permintaan atasan kita, berarti kita mempunyai kapabilitas untuk mewujudkan visi atasan kita. Lalu apa yang membuat kita tidak berani mempunyai visi sendiri, padahal kita mempunyai kapabilitas untuk mewujudkannya? Mental ‘suruhan’ adalah penyebabnya. Kita tidak berani mengambil resiko untuk mewujudkan visi kita sendiri dan akhirnya kita ‘terkekang’ dalam visi orang lain. Oleh karena itu, mental ‘suruhan’ merupakan mindset yang harus didobrak dan dibuang jauh-jauh, untuk menjadi seorang teknopreneur sejati.

Kedua, semangat untuk terus maju. Banyak dari anak muda yang sudah memasuki usia produktif terlena dengan jalan pintas palsu untuk mendapatkan uang. Jalan pintas ini tak hanya menawarkan kekayaan singkat, tetapi juga meracuni pemikiran orang muda, bahwa kesuksesan itu sangat mudah untuk dicapai. Oleh karena itu, ketika memulai suatu usaha, banyak dari anak muda yang ingin berusaha dengan untung besar dan modal yang banyak, padahal iming-iming kesuksesan tidak pernah terlihat dari cara seperti itu. Jerih payah, kehati-hatian, kejujuran, yang dibalut dengan semangat pantang menyerah merupakan modal utama dalam menjalankan usaha. Walaupun usaha tersebut kecil-kecilan, tetapi jika modal utama tersebut tetap dijaga, niscaya usaha tersebut akan menjadi besar. Semangat untuk terus maju juga harus dijaga, ketika kita keluar dari zona nyaman kita. Bagaimana cara menjaga semangat ini? Caranya adalah dengan memadukan semangat ini dengan keyakinan akan sukses, yang sudah tidak jauh lagi di depan mata kita.

Yang terakhir, semangat nasionalisme. Ini sangat penting bagi calon teknopreneur yang hidup berbangsa dan bernegara, khususnya yang berada di Indonesia kita yang tercinta ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kita tidur beralaskan emas dan berenang di tengah lautan minyak. Tetapi, sukses kah rakyat kita? Potret kemiskinan selalu menjawab pertanyaan itu dengan gamblang. Siapa yang menikmati emas dan minyak tersebut? Investor asing lah dalang dari semua ini. Ketika asing menggunakan ladang emas dan minyak kita, kita hanya berdiam diri, bahkan untuk berbicara melawan mereka saja tidak berani. Jika jumlah teknopreneur di Indonesia banyak, pasti kita sudah mendapatkan untung 100% dari hasil bumi kita sendiri. Oleh karena itu, rasa nasionalisme harus menjadi pendorong kita untuk menjadi ‘bos’ dari tanah kita sendiri.

Ketiga aspek yang sudah dijabarkan diatas bukannya suatu omongan yang bisa dilaksanakan dengan mudah. Butuh perjuangan untuk mengembangkan dan mempertahankan aspek-apek tersebut. Namun sudah saatnya kita merubah diri kita sendiri, yang tadinya ‘yang diinovasi’ menjadi inovator. Jika dari diri sendiri saja kita sudah memulai, maka akan muncul inovator-inovator teknologi di tanah air kita yang tercinta ini, Indonesia.

Senin, 13 Agustus 2012

Laminasi Fiber ke Honeycomb untuk Membentuk Panel Sandwich

Terkadang untuk membentuk suatu benda yang kuat dan sesuai dengan yang kita inginkan, kita harus menggunakan material komposit. Material komposit adalah material yang dibentuk dari berbagai macam material yang menyatu menjadi satu.

Carbon fiber adalah suatu material yang sangat rigid jika dicampur dengan epoxy khusus. Tetapi, terkadang tuntutan dimensi dan harga membuat para desainer berpikir ulang ketika mau memakai bahan ini. 

Kemudian, terdapat penemuan material lainnya yang bisa dipadu dengan carbon fiber, yaitu material berbentuk honeycomb.

Honeycomb sendiri merupakan suatu bentuk material yang berbentuk segi enam yang saling menyambung -seperti sarang lebah- yang mempunyai kekuatan untuk menahan beban tumpu. material berbentuk honeycomb bisa berasal dari alumunium, fiber, dan aramid (kevlar). Namun material ini tidaklah sanggup menyangga beban torsional ataupun beban bending. Oleh sebab itu, para desainer sudah mengembangkan suatu panel sandwich yang terdiri dari carbon fiber-honeycomb-carbon fiber

Pada postingan ini saya ingin berbagi bagaimana cara melaminasi (melapisi) carbon fiber atau fiber glass ke material honeycomb


1. Pertama-tama siapakan material honeycomb


2. Potong lembaran honeycomb dengan cutting wheel atau pisau cutter untuk menghindari sisa debu yang banyak


3. Siapkan lembaran carbon fiber atau fiber glass yang digunakan sebagai pelapis honeycomb. Dalam gambar ini lembaran yang digunakan adalah lembaran fiberglass. lembaran ini luasnya disamakan dengan luas lembaran honeycomb yang dipotong


4. Siapkan lembaran plastik. Lembaran plastik ini berguna untuk meratakan fiber sehingga fiber akan tampak halus licin, tidak bertekstur. Oleskan wax khusus pada lembaran plastik, lalu ratakan. Wax ini berfungsi menghindari lengketnya epoxy atau resin fiber ke lembar plastik saat ditempel ke fiber.



5. Saat membuat sandwich, siapkan foam roller dan rilled roller. Foam roller berguna untuk meratakan epoxy. Sedangkan rilled roller berguna untuk menghilangkan gelembung udara yang tertinggal ketika meratakan plastik. Rilled roller sangat berguna ketika kita memakai lembaran carbon fiber.


6. Setelah dilapisi wax, tempelkan fiber ke lembaran plastik, lalu usapkan resin ke fiber tersebut hingga rata. Lembaran plastik-fiber ini ditempelkan ke honeycomb, sehingga susunannya menjadi plastik-fiber-honeycomb-fiber-plastik


7. Kemudian susunan sandwich ini diberikan beberapa beban yang merata untuk membuat fiber lebih menempel pada honeycomb.


8. Sesudah kering, lepaskan plastik secara perlahan


Ini adalah berbagai contoh pengerjaan panel sandwich:

Contoh panel carbonfiber-honeycomb sandwich


Contoh pengerjaan tim mobil irit remmi dalam pembuatan kerangka mobil yang berbasis carbonfiber honeycomb sandwich











Tim ini menggunakan kayu triplek untuk cetakan panel. pada gambar tampak juga pompa vakum. Pompa vakum ini berguna untuk memompa udara dari dalam plastik, sehingga bisa menekan fiber ke honeycomb sekaligus menghilangkan gelembung udara. Teknologi vakum ini biasa digunakan untuk menempelkan carbon fiber ke honeycomb yang dilipat atau dibengkokkan.

Terimakasih sudah berkunjung :)